by

Janggal Pengungkapan Kasus Narkoba 15,5 Kg Sabu Di Wilayah Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Putussibau, Media Kalbar

Pengungkapan kasus narkotika jenis sabu seberat 15,5 kilogram, di wilayah perbatasan RI-Malaysia, Desa Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin (27/11/2023) lalu oleh personel Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/Bradjamusti Pos Kotis Nanga Badau, dinilai ada kejanggalan.

Pasalnya, dua warga Badau yaitu Bibi (33) dan Satria (20) yang ditangkap oleh personel Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/Bradjamusti Pos Kotis Nanga Badau tersebut, diduga merupakan korban penjebakan.

Hal tersebut diungkapkan oleh pihak keluarga dari masing-masing terduga pelaku (Bibi dan Satria).

“Berawal dari satu orang terduga pelaku yaitu Satria, disuruh atau diperintah oleh seseorang yang bernama Zainal, yang merupakan otak pelaku. Zainal menyuruh Satria untuk mengambil barang haram tersebut ke wilayah perbatasan RI-Malaysia, tepatnya di kebun sawit daerah setempat, di mana barang haram tersebut telah diambil oleh Zainal dari wilayah Malaysia dan disembunyikan di kebun sawit wilayah Indonesia. Zainal pun menyuruh Satria untuk mengambilnya bersama satu orang sopir mobil Innova berwarna hitam (L) yang telah disiapkan sebelumnya oleh Zainal,” kata pihak keluarga Bibi, yang enggan disebutkan namanya kepada media ini, Sabtu (9/12/2023).

Kemudian lanjutnya, Satria pun mengajak Bibi, dan Bibi pun ikut, karena berdasarkan keterangan dari Satria kepada Bibi bahwa yang akan mereka ambil tersebut adalah barang milik orang yang ketinggalan.

“Kabarnya Bibi ini dijanjikan upah sebesar Rp500 ribu untuk ikut mengambil barang milik orang yang ketinggalan tersebut, sehingga Bibi pun mau,” katanya.

Singkat cerita, kata Dia, mereka pun diperiksa dan ditangkap oleh personel Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/Bradjamusti Pos Kotis Nanga Badau sekitar pukul 02.00 WIB (dinihari), di Jalan Lintas Utara Sebindang. Namun seolah-olah mereka ditangkap di Batu Putih karena dokumentasi penangkapan diambil di Batu Putih.

“Anehnya, Bibi dan Satria saja yang ditangkap, sementara sopir mobil Innova berwarna hitam yang membawa mereka tersebut tidak ditangkap, bahkan sengaja dibiarkan kabur, dan yang anehnya lagi mengapa Zainal tidak berhasil ditangkap, padahal Zainal ada di rumahnya di daerah Badau saat itu,” terangnya.

Ia juga merasa aneh mengapa kasus tersebut putus pada dua terduga pelaku saja dan tidak ada pengembangan padahal masih ada rentetan.

“Kasus ini menjadi tanda tanya besar di wilayah Badau, masyarakat menduganya bahwa oknum Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/Bradjamusti ini sengaja mengorbankan (menjebak) kedua terduga pelaku demi mengejar jabatan, pangkat dan penghargaan dari pimpinan mereka, dengan kata lain mereka menari di atas penderitaan orang lain (masyarakat),” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak menentang hukum dan tidak membenarkan perbuatan yang melanggar hukum, namun yang ia sesalkan adalah cara yang dilakukan oleh oknum Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 10/Bradjamusti Pos Kotis Nanga Badau, yang dinilai tidak adil dan tidak profesional karena penuh kejanggalan dalam pengungkapan kasus tersebut sehingga menjadi tanda tanya besar.

Atas hal itu, ia sangat menyayangkan dugaan ketidakprofesionalan dari oknum petugas tersebut.

“Harusnya Zainal ini juga ditangkap karena dia merupakan otak pelaku dan kunci dari sindikat narkotika yang ada di perbatasan Badau ini. Saya yakin, kalau Zainal ini ditangkap, maka akan terungkap pula bahwa ada beberapa oknum aparat dan masyarakat setempat yang ikut terlibat dalam sindikat ini. Diduga barang haram tersebut juga sudah beberapa kali lolos, dengan jumlah puluhan kilo,” ungkapnya.(*/icg)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed