by

Mengorbankan Ismail-Ismail Kita

Oleh: Mustafa*

Saat ini kita telah berada di bulan Dzulhijjah 1446 H. Sebentar lagi 10 Dzulhijjah. Umat Islam di belahan dunia akan merayakan hari raya Idul Adha atau disebut Hari Raya Haji dan Hari Raya Qurban.

Serangkaian ibadah hari raya Idul Adha ini, pada hakikatnya demontrasi simbolik sekaligus proses transformasi keimanan seorang hamba menuju dan kembali kepada Allah SWT, sebagai bukti syukur atas penciptaan-Nya, sebagai bukti keteladanan kepada Nabi Ibrahim as, sebagai bukti persatuan umat Islam, sebagai bukti kebenaran agama Islam, dan sebagai petunjuk bagi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa.

Ibadah qurban dengan menyembelih hewan pada hari-hari tasyrik. Penyembelihan hewan qurban dalam rangka untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah SWT.

Sebagian kaum muslimin mungkin telah bersiap menyambut hari raya Idul Adha dengan hewan qurban terbaiknya. Bahkan ada yang menabung sejak setahun lalu, kemudian sudah membeli hewan untuk di qurbankan.

Namun, Idul Adha bukan sebatas seremonial saja, tetapi memaknai hari raya Idul Adha yang merupakan hari raya Qurban sebagai wujud taqwa kepada Allah SWT. “Allah tidak akan menerima daging-daging dan darah-darah hewan kurban mereka, akan tetapi yang Allah terima adalah ketaqwaan dari kalian.” (QS. al-Hajj: 37).

Ibadah qurban berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim as mengorbankan putranya Nabi Ismail as. Oleh karena itu, hari raya qurban ini mengajarkan kita tentang kesabaran dan keikhlasan untuk mengorbankan Ismail-Ismail yang kita miliki sebagai bentuk keteladanan, kepatuhan dan tunduk pada perintah Allah SWT. Berqurban demi tegaknya risalah, dengan mengorbankan apa saja yang kita cintai, berarti telah meneladani Nabi Ibrahim as mengorbankan putranya yang ia cintai yakni Nabi Ismail as.

Kisah Nabi Ibrahim as menyembelih putranya Nabi Ismail as menjadi teladan penting dalam agama Islam, menggambarkan pengorbanan yang luar biasa karena kecintaan dan ketundukan kepada Allah SWT. Kisah ini, diceritakan dalam al-Qur’an, menjelaskan bagaimana Nabi Ibrahim as menerima perintah dari Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih putranya Nabi Ismail as, dan Nabi Ismail as menerima perintah tersebut dengan penuh keikhlasan dan ketaatan.

Nabi Ibrahim as dengan sabar dan ikhlas menerima dan melaksanakan perintah Allah SWT, untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail as yang telah lama dinantikan. Saat perintah akan dilaksanakan, Allah gantikan Nabi Ismail as dengan kambing kibas (domba).
Qurban adalah ibadah yang sangat mulia. Ibadah qurban memiliki banyak keutamaan, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, “Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah SAW menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim as.” Mereka berkata: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah SAW menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah SAW menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan ibn Majah).

Dalam hadist lain, riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kuku-kuku kakinya. Sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.”

Mengenai seseorang yang memiliki kemampuan untuk berqurban namun tidak melaksanakan, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Dengan tegas Rasulullah SAW memberi peringatan keras kepada siapa saja yang mampu, tapi enggan berqurban. Para ulama menjelaskan bahwa ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban.

Ibadah qurban syarat dengan dimensi sosial. Sebab, hewan yang disembelih, dagingnya dibagikan kepada orang yang kurang mampu sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian terhadap sesama.

Idul Adha hampir tiba. Bagi yang memiliki kelapangan finansial, sudah seharusnya berqurban. Selain sebagai ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. Wallahu a’lam bish-shawab. (*)

*Penulis adalah Pengurus Orda ICMI Kota Pontianak. Devisi Pendidikan dan Pengembangan SDM

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed